Bagi umat Muslim di belahan dunia manapun, bulan Ramadhan pastinya menjadi bulan yang amat ditunggu kedatangannya. Bagaimana tidak, pada bulan suci Ramadhan, umat Muslim diwajibkan menjalankan puasa Ramadhan yang bukan hanya mendatangkan pahala yang besar, tapi juga menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Tapi bagaimana dengan ibu hamil dan menyusui?
Puasa Ramadhan hukumnya tetap wajib bagi ibu hamil dan menyusui. Alhamdulillah, Islam memberikan kelonggaran bagi ibu hamil dan menyusui untuk tidak puasa di bulan Ramadhan. Mereka bisa menggantinya di bulan-bulan lain dengan puasa dan fidyah, ketika masa hamil dan menyusui sudah lewat. Lalu bagaimana jika ibu menyusui ingin tetap berpuasa di bulan Ramadhan? Tentu bisa, dikembalikan kepada niat dan kemauan si ibu, dan kondisi bayinya.
Puasa pada hakikatnya hanya menunda waktu makan hingga maksimal 14 jam. Selama waktu tersebut, tubuh manusia bisa bertahan dengan nutrisi yang disimpan pada saat makan sahur, apalagi ditambah nutrisi yang didapat pada saat buka puasa.
Tapi puasa bisa membuat ibu menyusui dehidrasi, jika dilakukan oleh ibu yang sedang memberi ASI eksklusif. Bayangkan saja, bayi akan menyusu ASI rutin 2-3 jam sekali, siang dan malam. Karena itulah jika ibu menyusui ingin puasa, sebaiknya puasalah pada saat bayi sudah berusia diatas 6 bulan dan sudah memperoleh makanan pendamping ASI (MPASI).
Lalu bagaimana cara agar ibu menyusui bisa berpuasa, tapi produksi ASI tetap lancar dan nutrisi bayi terpenuhi?
Jaga Pola Makan dan Asupan Nutrisi
Ibu menyusui butuh tambahan asupan sekitar 700 kalori untuk 2500 kalori yang menjadi kebutuhan tubuh wanita pada umumnya. Karena itulah, pada saat puasa, asupan nutrisi penting untuk diperhatikan. Ibu menyusui yang menjalankan puasa harus tetap makan 3 kali sehari, dengan komposisi nutrisi terdiri dari 20% lemak, 30% protein, dan 50% karbohidrat. Waktu makan adalah saat sahur, saat berbuka, dan setelah shalat tarawih. Ibu bisa menambah frekuensi makan asalkan tidak terlalu kenyang dan mengganggu kualitas tidur. Makan sahur akan memberi energi yang berguna untuk aktivitas selama puasa. Komposisi makanan dengan nutrisi seimbang akan memberi sari makanan yang bagus untuk bayi.
Perbanyak Konsumsi Cairan
Ibu menyusui butuh carian lebih banyak untuk memproduksi ASI. Walaupun puasa, ibu harus berusaha mendapat asupan cairan yang cukup. Pada saat sahur dan buka puasa, usahakan minum air putih dua liter, ditambah cairan lain seperti jus buah, susu atau teh. Minum susu saat sahur bisa mencegah anemia pada ibu menyusui. Jika bisa makan makanan yang mengandung cairan, seperti sup, soto atau sayur berkuah lainnya.
Istirahat Cukup
Lemas saat puasa? Itu hal biasa, apalagi jika ibu masih menyusui. Ketika di kantor atau beraktivitas di rumah, saat puasa, rutinlah mengambil waktu istirahat, baik tidur atau sekedar rileks sejenak untuk menyenangkan pikiran. ASI akan semakin lancar produksinya bila tubuh dan jiwa dalam keadaan sehat dan bugar.
Tetap Susui atau Pompa
Produksi ASI akan berjalan seiring kebutuhan; supply and demand. Makin sering bayi menyusu, produksi ASI akan makin banyak. Walaupun puasa, yakinlah bahwa ASI ibu akan terus diproduksi. Biarkan bayi menyusu sepuasnya. Selama di kantor atau berpisah dengan bayi, tetaplah rutin memompa ASI.
Jaga Pikiran Positif
ASI akan makin lancar jika ibu merasa bersemangat dan positif. Walau sedang berpuasa, yakinlah ibu bisa tetap memberikan ASI dengan lancar. Ketika memompa, bisa melakukan hypno-pumping, yaitu membayangkan tubuh ibu seperti air terjun atau mata air yang terus mengalirkan air. Pikiran positif dan rasa tentram juga bisa didapatkan ketika ibu rajin beribadah selama puasa.
Nah, itu dia beberapa tips bagi ibu menyusui yang ingin berpuasa namun tetap mampu memenuhi kebutuhan ASI bayinya. Semoga lancar ya puasa ibu!**
Sumber artikel : http://www.cerpen.co.id - http://hello-pet.com
Posting Komentar
0 komentar
Hai Pembaca, silahkan berikan komentar terbaik anda tentang postingan ini Terima kasih...