Kekasihmu Berasal Dari Keluarga Broken Home? | Hello-pet
Hidup tidak selamanya lurus tanpa masalah kan? Kalo kata iklan camilan sih, life is never flat. Iya beneran tuh. Sampai, kadang, meski kita sadar, masih aja terucap, “Kapan sih hidupku tanpa masalah?”
Sekarang coba bayangkan seandainya kamu dekat dengan seseorang (bahkan mencintainya) yang berasal dari keluarga berantakan. Orangtua bercerai, kakaknya masuk penjara, adiknya dihamili orang asing. Kejadian ini ada di sekitar kita kan? Kamu gak akan mau mengakui kalau itu benar, pada awalnya. Kamu lihatlah perjuangan mereka melebur bersama orang lain, berbicara normal, dan meyakinkan bahwa mereka sama seperti orang lain. Ini sebenarnya kebiasaan mereka bertahun-tahun. Bagaimana semuanya nampak mudah. Bagaimana mereka menjalani rutinitas hampir tanpa hambatan.
Cobalah berada di posisi mereka. Berbicaralah yang bisa terdengar nyaman bagi mereka. Jangan menyinggung tentang sesuatu yang hilang dari hidup mereka.
Apa sih yang hilang? Itu pertanyaan yang terus-menerus menghantui mereka. Apakah kehilangan orang tua di masa kecil? Apakah perceraian, kekerasan (fisik, verbal, psikis), kenangan yang tak bisa dilenyapkan begitu saja? Apakah karena mereka diharuskan bersikap dewasa lebih cepat dari orang lain. Gak semua orang broken home mau membagi kisah yang sama dan mereka menolak semua yang terpendam di dalam diri mereka seperti ada yang memberatkan hati, ditambah dengan kekosongan akibat pengabaian. Mereka tak tahu bagaimana membereskan ketika semua terlihat berantakan. Yang mereka tahu hanyalah bahwa mereka terus jatuh. Berat banget lho.
source: Shutterstock/ThoughtCatalog
Ketika kamu mulai berkencan dengan seseorang yang berasal dari keluarga berantakan, tentu semua akan terlihat lebih mudah pada awalnya. Ya karena memang demikian. Kamu akan bertanya bagaimana dia dibesarkan, latar belakangnya, dan seperti apa keseharian keluarganya. Tanpa perlu berkedip, mereka akan bercerita dan menutupi bagian jeleknya tanpa informasi pendukung yang cukup maka kamu akan percaya bahwa mereka menceritakan yang sesungguhnya. Serius deh, mereka gak bermaksud untuk menipu atau berbohong. Mereka hanya berpikir itulah jalan terbaik dan termudah. Untuk kalian berdua.
Mereka tahu tak seorangpun mau mendengar tentang malam-malam panjang menghabiskan waktu di ruang tunggu rumah sakit berharap ayah mereka baik-baik saja, tak ada yang mau berbicara bagaimana ibu mereka mengacaukan keadaan, atau bagaimana saudara mereka kecanduan obat atau miras, atau betapa sakitnya kehidupan berantakan itu menetap dalam ingatan mereka meski mereka berjuang untuk lepas dari semua kengerian itu. Tak ada satu pun dari hal ini yang bisa dijadikan topik asyik saat kencan pertama. Bahkan untuk kedua, ketiga, dan kencan-kencan selanjutnya pun tak cocok untuk memperlihatkan kehidupan asli mereka. Mereka sendiri selalu merasakan hal yang aneh karena bingung harus berkomunikasi bagaimana dengan orang lain. Mereka berharap semua ini gak membuatmu menjauh darinya dan berakibat mereka merasa tak layak dicintai selamanya.
Awalnya sih mereka bakalan gugup memainkan “sandiwara” ini. Membiarkanmu cukup tahu bagaimana mereka terlihat di muka umum tapi kamu gak akan pernah tahu penampakan mereka di pagi hari ketika rambut mereka berantakan dan hal-hal lain yang tersembunyi. Inilah permainan yang mereka gulirkan untuk menjagamu tetap dekat dengan mereka tetapi tak pernah benar-benar dekat karena mungkin malah bisa membuka celah untuk putus. Ini memang gak adil dan mereka tahu, tetapi mereka sendiri gak yakin bagaimana mencintai seseorang dengan cara yang lain.
Akhirnya mereka juga belajar secara diam-diam bereaksi untuk menyakiti diri mereka sendiri seperti menggigit bibir dan membiarkannya berdarah ketika kamu menyebutkan keluargamu, rumah tempatmu dibesarkan, tradisi liburan yang biasa kamu lakukan. Semua hal ini membuat mereka cemburu, serba salah, sedikit terancam, dan hal-hal yang tak mungkin kamu mengerti. Mereka gak tahu bagaimana rasanya –ketika tahu kamu bisa kembali ke rumah yang sama saat kecil dulu. Mereka gak tahu seperti apa– kembali menemui orang-orang yang pernah kamu kenal saat kecil. Kestabilan selalu menjadi hal mewah bagi mereka dan itu sebabnya mereka belajar untuk tidak pernah berharap apapun dari siapapun.
Mereka akan terus bungkam hingga kalian berdua menikmati rasanya lelah bercengkrama di tempat tidur, menertawakan sesuatu yang biasa saja, ketika mereka menyadari saat-saat membiarkan beban mereka terlepas perlahan. Saat-saat yang mungkin tak berarti apapun bagimu, bisa jadi sangat berharga bagi mereka. Mereka merindukan hal semacam ini — tak ada batas dan rasa memiliki itu benar-benar mereka miliki. Jadi, mereka akan berpikir bahwa ada saat mereka merasakan, “Ah, begini rasanya. Inilah yang kucari.” — membuat mereka mendapatkan kenyamanan, sebuah ruang antara kamu dan mereka tak sebegitu jauhnya, sungguh, itulah yang mereka pikirkan. Mereka membayangkan jika mereka bisa menyebut tempat bersamamu sebagai “rumah”, dan untuk sekali saja, mereka menemukan satu hal nyata, sesuatu yang berwujud dalam diri orang yang dekat dengannya. Seketika mereka bisa langsung mengenyahkan pikiran itu dan mengingat bahwa mereka gak cukup pantas untuk sesuatu itu. Rumah. Cinta. Hubungan yang berjalan baik. Mereka bisa langsung kembali memberi jarak pada diri sendiri. Tidak! Semua itu bukanlah hal yang akan terjadi pada orang buruk, pada orang broken home, pada orang yang berasal dari rumah yang di luar kebiasaan.
Jadi, inilah yang harus kamu ingat ketika kamu mencintai seseorang yang berasal dari keluarga berantakan. Akan ada hari-hari ketika mereka merasa tak pantas untukmu atau cintamu atau semua hidup indah yang kalian ciptakan bersama. Perasaan terdalam mereka terus dihantui oleh hari-hari terkelam yang tak akan pernah selesai bagi mereka.
Ketika kamu mencintai mereka, jangan pernah mencoba untuk menyelesaikan masalah dan sok mengerti segala hal dari masa lalu mereka. Berikan mereka sebuah ruang dan jeda untuk berkembang, membuka diri, dan mendapatkan rasa aman secara alami. Itu mungkin dari kamu.
Melihat mereka benar-benar tertawa (bukan karena mereka memaksakan diri untuk tertawa) bisa menjadi surga dunia juga bagimu, lho.
Sumber artikel : http://www.cerpen.co.id - http://hello-pet.com
Posting Komentar
0 komentar
Hai Pembaca, silahkan berikan komentar terbaik anda tentang postingan ini Terima kasih...