Kapan kamu lulus SMA? Kebayang apa aja dari masa sekolah yang katanya tak terlupakan itu? Yep, gimana kita bisa lupa gadis-gadis populer yang banyak tingkah dan sok punya kekuatan dan memiliki pengawal dan …. dan… dan… segalanya di sekolah dulu?
Gambarkan seperti ini: Cewek super seksi dengan rambut lurus kaku, menggunakan gelang perak Tiffany dengan namanya (kadang nama pacarnya), lengkap dengan celana jeans super ketat, tas ransel imut dan kacamata hitam yang selalu ada di atas kepala mereka?
Kamu bisa mencium parfum dengan wangi manis yang sudah bisa diketahui dari jarak sangat jauh dan membuatmu bergumam, “Bentar lagi lewat tuh cewek.”
Meja makan siang mereka selalu ada di tengah sehingga mereka bisa menarik perhatian seluruh isi kafetaria dengan cara menggebrak meja (biasanya sih berlebihan, oh ya itu memang tujuan mereka) menunjukkan betapa kerennya penampilan mereka yang penuh semangat itu.
Laiknya mereka yang selalu menjadi sorotan, para cewek populer ini dibenci sekaligus dipuja, dan mereka pun bertingkah dengan kejamnya menguasai seluruh isi sekolah dengan gaya tangan besi. Sepertinya Hitler pun kalah sadisnya.
SMA adalah masa dalam hidupmu yang terasa penting meski genting dan menyakitkan, sepertinya seluruh dunia berpusat di sekitar tahun-tahun nyaris tanpa arti itu.
Ini hanya bagian kecil dari dinamika kehidupan sosialmu dan semuanya terasa sangat BESAR dan BARU sehingga rasanya mustahil untuk melihat kemiripan di dunia nyata ketika kamu terperangkap di dalamnya.
Yep, sayangnya, kamu lulus dari sekolah dan mulai memasuki dunia nyata yang lebih menyeramkan. Berlebihan yah?
Dan sampailah kamu di dunia nyata. Melewati tahun-tahun berlalu, masa sekolah semakin menjauh hingga tak memiliki keistimewaan apapun kecuali jarak yang semakin mengabur di sudut ingatan kenanganmu.
Tahun-tahun sekolah menjadi bukan apa-apa kecuali foto buram tentang rambut jelekmu yang tersimpan rapi di dalam kotak sepatu dan disembunyikan di bawah kasur.
Tetapi ternyata masih ada hal-hal kecil yang terasa aneh dari beberapa orang dewasa di dunia nyata yang secara mental terperangkap di “zaman keemasan” itu.
Para gadis “perkasa namun kejam” itu mengalami masa puncak di sekolah yang tak dapat dan tak mau menerima jika masa gemilang mereka sudah sepenuhnya berakhir. Mereka sama seperti para ratu kecantikan yang sudah pensiun dari kontes 25 tahun silam. Terkena post-power syndrome.
Ironisnya adalah sekali para ratu jalang di sekolah itu sudah menjadi orang dewasa (secara umur yang belum tentu menjadi dewasa secara tingkah laku dan pikiran), mereka hanya beristirahat dari kekuasaan itu dalam pikiran saja.
Sebagian dari kita sudah tak peduli dan melanjutkan hidup. Kita hanya dapat tertawa cekikikan atas sikap “kamu gak bisa duduk bareng kita” khayalan mereka karena:
Kamu masih bilang pada kami kalau kami tak dapat “duduk” denganmu — tetapi kami memang tidak mau.
Karena kenyataannya akan berkata, kenapa juga sih orang dewasa yang sepenuhnya sadar mau duduk menghabiskan waktu dengan perempuan jalang tukang menghakimi yang masih sok pede itu?Para gadis yang mentalnya tetap terbelenggu dengan masa SMA akan mendapati diri mereka secara kasar tertinggal jauh di dunia dewasa yang besar dan buruk karena…
Kamu masih ngeledekin si kutu buku, tapi sekarang si “kutu” itu menjadi atasanmu.
Ratu drama itu merasa masih hidup di alam -yang-menurut-mereka-adalah-masa-sekolah, masih menyamakan siapa saja yang tak cocok dengan mereka di sekolah dulu dengan sebutan “kutu”.Untungnya sih, karma adalah sosok perempuan bijak yang menakjubkan. Kenyataan sangat menyakitkan (bagi si ratu drama). Mereka yang selalu diserang sebagai “orang aneh” sekarang adalah orang sukses yang luar biasa.
Mereka menjadi CEO, pengusaha sukses level dunia yang muncul di halaman eksklusif dalam daftar “Berpakaian terbaik internasional” majalah Vanity Fair.
Si aneh sekarang adalah orang berpengaruh, yang ketika di SMA harus meminta izin pada si jalang untuk bisa makan siang.
Kamu masih berkencan dengan pemain gelandang tim sepakbola, tapi sekarang dia pengangguran.
Media sosial adalah berkah sekaligus kutukan.Berkahnya adalah: Ketika mencari berita dan menemukan tentang bintang sepakbola di sekolah (si penjahat sombong yang harus bertanggung jawab karena mengejek reputasi orang lain itu), kamu bisa cekikikan mendapati bagaimana si dewa kebanggaan yang tak pernah berhenti menginjak-injak hati gadis-gadis itu sekarang berbadan seperti seorang bapak (padahal masih lajang), muka yang nampak bengkak kemerahan dan yang terpenting adalah dia itu pengangguran.
Kutukannya adalah: Ketika kamu menyadari sudah membuang waktu dua menit untuk melihat halaman media sosialnya dan dia memiliki kemampuan untuk tetap menyombongkan diri karena kamu mengintip akunnya. Apalagi, dia juga pernah menganggap kamu cewek gampangan hanya karena usia 13 tahun kamu sudah memiliki payudara yang penuh.
Kamu masih bergaul dengan kelompok yang sama, dan mereka masih sama ngeselinnya.
Sebenarnya sih normal lho kalau masih berhubungan dengan orang-orang berotak dangkal dari sekolahmu dulu — tapi jadinya menyedihkan melihat sekelompok cewek yang dalam hidupnya gak pernah berteman dengan orang-orang baru dan nyata.Cewek sok berkuasa di SMA itu masih saja suka menggertak, mengintimidasi orang yang lebih lemah. Tapi sayangnya, masa SMA sudah berakhir entah kapan tahu deh.
Mereka masih saja berdandan dengan penampilan super heboh. Seperti lupa umur.
Tragisnya, seperti sudah menjadi rahasia umum, “pertemanan” mereka yang heboh itu terlihat masih saja berdiri di atas pondasi yang lemah dan selalu membicarakan orang lain dengan kejamnya. Gosip aja terus.
Kamu masih menggunakan fesyen murahan sementara kami menggunakan fesyen sungguhan.
Kamu tahu kan model pakaian seksi mengilat (dan terkadang norak) seperti yang dipakai Cady Heron dan teman-temannya dalam film Mean Girls? Nah, ya, para jalang itu pun masih menggunakannya ketika sudah lebih tua.Bukan hanya mental mereka yang masih tertinggal di kelas, gayanya juga sama.
Jika penampilan mereka dulu sebagai remaja yang menyebalkan, sekarang mereka seperti wanita yang menggunakan pakaian pelaku kriminal. Aneh, ajaib, cukuplah untuk membuat semua orang mengerutkan kening.
Kamu masih menggosipkan semua orang, tapi tak satupun yang mendengarkan.
Menyedihkan yah?Tapi semua orang juga pasti setuju bahwa liburan adalah saat yang tepat untuk menghindar dari para ratu sekolah menyebalkan itu.
Gosip yang mereka ributkan selalu hal yang sama, membosankan, dan mereka merasa semua orang harus mengetahuinya setelah mereka. Dianggapnya semua orang ketinggalan berita.
Ya ampun, mereka itu pede banget ya bergosip dengan suara yang jauh dari merdu?
Ketika kamu melanjutkan hidupmu sendiri, dipenuhi dengan teman-teman dekat dan melakukan aksi nyata (bekerja dan berkegiatan sosial) , siapa yang peduli dengan urusan orang lain?
Nikmati hidupmu, ladies!
Kamu masih menjadi Ratu Kejam di tempat tinggalmu, tetapi kamulah satu-satunya yang masih tinggal di sana.
Sangat berat hidup seperti mereka lho. Melepaskan masa kejayaan ketika sekolah dulu setelah kelulusan, hidup berhemat di kota besar, mereka tak bisa bertahan lama. Mereka bisa langsung ingin kembali merasakan kenyamanan di tempat tinggalnya dulu.Tempat menyenangkan bagi mereka yang pernah menguasai para kaum terpinggirkan di sekolah dan ya kadang masih sama — karena tak seorangpun tinggal di sana lagi.
Kamu masih tetap bertingkah egois dan semua orang masih melihatnya.
Orang yang terang-terangan kejam sesungguhnya bersembunyi di balik topeng karena sesungguhnya mereka merasa tak aman.Mereka yang selalu memperhitungkan setiap perkataan yang keluar dari mulut mereka adalah orang yang tak yakin dengan dirinya sendiri dan selalu dihinggapi kecemasan.
Mereka yang tampil gak tahu malu juga benar-benar egois. Waktu di sekolah kelihatan terang benderang, sekarang juga masih sama.
Hanya saja, sebagai orang dewasa, sebagian dari kita sudah cukup puas menikmati ketidakjelasan ratu kejam itu dan sekarang pun sudah tak peduli lagi bagaimana mereka menjadi ratu drama yang heboh di hari kemarin dan selalu nampak seolah menjadi korban ketidakpedean mereka di hari ini, besok berubah lagi.
Jadi, sekarang saatnya kita melanjutkan hidup dan lupakanlah mereka. Peduli amat deh mereka masih merasa berjaya.
Sumber artikel : http://www.cerpen.co.id - http://hello-pet.com
Posting Komentar
0 komentar
Hai Pembaca, silahkan berikan komentar terbaik anda tentang postingan ini Terima kasih...