0




Banyak orang mengeluh dengan hidupnya yang biasa – biasa saja, tapi banyak orang merindukan hidup seperti hidup mereka.
Di China, provinsi Hu Nan ada seorang guru 32 tahun bernama Zhang Wei. Suaminya yang seorang guru juga mengajar di desa terpencil yang sangat jauh dari tempatnya. Meskipun keadaan ekonomi mereka tidak mendukung, tapi mereka sangat bahagia. Tapi saying sekali, mulai pada tahun 2011, keluarganya mengalamai "pukulan" yang sangat keras.
▼Zhang Wei menyuapi anakanya di sekolah


 ada tahun 2011, ibunda Zhang Wei terdeteksi tumor ganas di tubuhnya. Demi pengobatan ibuya, mereka mengumpulkan 10.000 Yuan (sekitar 21 juta Rupiah),
Namun, ibunya tidak dapat diselamatkan lagi. Tidak hanya sampai disitu, tahun 2013, Ayahnya juga terdeteksi mengidap kanker di bagian usus, dan menghabiskan 20ribu lebih (sekitar 45 juta Rupiah), dan sekarang harus rajin mengkomsumsi obat – obatan untuk mengontrolnya.
▼Zhang Wei mengajar sambil menggendong anaknya

 

▼Dia terpaksa membawanya ke kelas karena tidak ada yang menjaga anaknya.


Pada tahun 2013, Zhang Wei lihat anaknya Tu Tu, demam,lemas dan lesu, bahkan tidak dapat berdiri tegak. Dia langsung membawa anaknya ke rumah sakit, dan ternyata Tu Tu mengidap Leukimia. Karena tidak ada sumsum tulang belakang yang cocok, dia hanya bisa membawa putranya kembali ke rumah, dan hanya dapat mengandalkan obat – obatan. Tapi tidak lama kemudian sakitnya semakin menjadi – jadi, dan dokter berkata hidupnya tinggal beberapa bulan lagi kalau tidak menjalani operasi.
▼Saat mama mengajar, Tu Tu duduk di kursi kecil di ujung kelas.


▼Tu Tu yang menanti mamanya selesai mengajar.


Zhang Wei memutuskan untuk mendonor sumsum tulang belakangnya, namun biaya yang besar adalah masalah terbesar kali ini.
▼Pokok makanan mereka adalah mie.


▼Tu Tu harus segera menjalankan operasi.


Demi menghemat, Zhang Wei menyuntik anaknya sendiri, menjual rumahnya, bahkan perabotan rumah tangga juga dijualnya masih tidak cukup untuk membiayai operasi anaknya. Dia setiap hari membawa anaknya datang ke sekolah, untuk bisa sekalian menjaga anaknya. Kalau anaknya menangis tidak enak badan, dia akan sambil menggendongnya sambil belajar.

Guru – guru dan beberapa murid sudah menyumbang untuk operasi Tu Tu, namun tetap belum cukup. Beberapa murid yang pernah diajar oleh Zhang Wei membuat acara sumbang dana lewat internet, dan berharap wanita yang kuat ini tidak lagi kehilangan putranya.

Pukulan berturut – turut ini pastinya membuat Zhang Wei putus asa, tapi demi putranya, dia tetap bertahan sampai sekarang.
 




Sumber artikel : http://www.cerpen.co.id - http://hello-pet.com

Posting Komentar

Hai Pembaca, silahkan berikan komentar terbaik anda tentang postingan ini Terima kasih...