Ibu adalah malaikat yang diutus oleh Tuhan untuk merawat anak anaknya. Ibu adalah wanita paling berjasa dalam hidup seorang anak dimanapun berada, termasuk kita. Kita tidak akan mungkin membayangkan besarnya kasih sayang seorang ibu dibandingkan dengan apapun.
Jika dihadapkan padanya antara hidup dan kematian, pastilah ia akan memilih mati agar kita tetap hidup. Tidak berlebihan kalau kalimat ini menggambarkan betapa besar kasih sayang ibu kepada anaknya. Ia telah berjuang gigih saat melahirkan kita, dan tentunya kita tidak akan ingat kalau Ibu juga rela membawa kemanapun ia pergi saat kita ada di kandungannya selama 9 bulan lamanya.
Kasih sayang seorang ibu tidak terbatas, kalau kata pepatah , kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Terkadang apa yang dilakukan seorang Ibu tidak selamanya mendapatkan balasan yang indah dari anak anaknya. Mereka cenderung egois dan memikirkan dirinya sendiri, padahal sang ibu memikirkan yang terbaik untuknya..
Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.
Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting. Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.
Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?” Sebagai balasannya, kau jawab, “Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”
Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, “Aku tidak ingin seperti Ibu.”
Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.
Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.
Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, kau mengeluh, “Bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”
Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai pernikahanmu. Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!”
Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, “Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”
Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.
Dan saat orang tuamu meninggal dengan tenang, tiba tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan ke kemereka. Karena penyesalan selalu datang menghantam hati di saat saat terakhir, dimana waktu tidak mungkin diputar kembali.
Jika beliau masih ada, berikanlah kasih sayangmu melebihi dari apapun yang ada. Jika beliau sudah tiada, ingatkan kalau kasih sayangnya melebihi apapun di dunia ini.
Ibu, aku mencintaimu…
Sumber artikel : http://www.cerpen.co.id - http://hello-pet.com
Posting Komentar
0 komentar
Hai Pembaca, silahkan berikan komentar terbaik anda tentang postingan ini Terima kasih...