0





Nama: Idris bin Yarid, nama aslinya Akhnukh, nama Ibunya Asyut
Garis Keturunan: Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as
Usia: 345 tahun
Periode sejarah: 4533 – 4188 SM
Tempat diutus (lokasi): Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis)
Tempat wafat : Allah mengangkatnya ke langit di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak 2 kali

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam, putra dari Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Shiyth bin Adam a.s. yang menjadi keturunan pertama yang diutus menjadi nabi setelah Adam dan Shiyth. Menurut kitab tafsir, beliau hidup 1.000 tahun setelah Nabi Adam wafat.

Karena ketekunannya dalam beribadah dan menuntut ilmu, nabi Idres dikaruniai Allah SWT pengetahuan yang luas dan dalam. Beliau inilah manusia pertama yang menulis dengan menggunakan pena, dan menjadi satu satunya Nabi yang tinggal di Surga tanpa mengalami kematian.

“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam kitab (al-qur’an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi,” (QS. Maryam [19]:56).


Pada zaman Nabi Idris, manusia berbicara dengan 72 bahasa dan telah mampu mendesain kota-kota mewah. Kota yang telah dibangun pada waktu itu sebanyak 188 kota. Saat itu bumi dibagi menjadi empat bagian dan setiap bagian tersebut memiliki raja sendiri. Nama-nama raja tersebut adalah Elaus, Zous, Asghalebioos, dan Zous Amon.

Nabi Idris mewarisi ilmu Nabi Syits bin Adam. Setelah beranjak dewasa, Allah mengangkatnya sebagai nabi. Beliaupun melarang orang-orang berbuat kerusakan yang menentang syariat Nabi Adam dan Nabi Syits, tetapi hanya sedikit yang menaatinya.

Pada suatu malam atas seizin Allah SWT, Malaikat Maut datang menemuinya, sambil membawa makanan dari Syurga. Nabi Idris menikmati makanan itu. Kemudian Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai tuan, marilah kita nikmati makanan ini bersama-sama.” Tetapi Malaikat itu menolaknya.


 Pada suatu pagi Nabi Idris meminta kepada Malaikat tersebut untuk menemaninya berjalan jalan melihat keindahan alam. Di tengah perjalanannya mengajukann sebuah permintaan

“Wahai Malaikat Maut, kabulkanlah satu permintaanku kepadamu, iaitu agar tuan mencabut nyawaku, kemudian tuan mohonkan kepada Allah agar Allah menghidupkan saya kembali, supaya aku dapat menyembah Allah Setelah aku merasakan dahsyatnya sakaratul maut itu.”

dan Allah berfirman

“Allah mengangkatnya ke langit dan melepaskan ruhnya. Kemudian Ibnu Abbas bertanya kepada Ka’ab mengenai firman Allah, “Kami mengangkatnya ke tempat (martabat) yang tinggi,” (QS. Maryam [19]: 57).

Allah memuji Idris dengan menaikannya ke langit. Sebab biasanya, yang diangkat ke langit hanya mereka yang memiliki dan kedudukan yang tinggi. Karena itu, Allah berfirman mengenai para malaikat,

“Malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembahnya,” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 19)

Di dalam Al-Quran, nama Idris as disebutkan 2 kali, yaitu :

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (QS. Maryam [19]:56,57)

Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh. (QS. al-Anbiyaa’ [21]:85,86)



Sumber artikel : http://www.cerpen.co.id - http://hello-pet.com

Posting Komentar

Hai Pembaca, silahkan berikan komentar terbaik anda tentang postingan ini Terima kasih...